gravatar

Maaf, Anda hampir beruntung….

Terik mentari yang cerah membuka mataku di pagi ini. Yeah, hari ini adalah salah satu hari yang menentukan sejauh mana blok 10 ini kita jalani. Setelah mata ini membuka sepenuhnya,kira kira pukul 05.30, ku ambil wudlu lalu sholat subuh. Kurasa mentari sudah terlalu tinggi tuk menerangiku ketika ku bersujud. Rutinitas kembali kujalani setelah itu.ngecek email, makan, nonton sport7, main gitar, dan kesibukan yang terlihat g penting kujalani. We o we, tak terasa waktu menunjukkan pukul 08.30. Gayung bersambut, ku ambil gayung tuk mengalirkan air membasahi kepalaku yang mungkin sudah hampir gosong karena 2 hari ini digoreng bersama HSC dan handout kuliah. Yip yip, tepat ketika jarum panjang dan jarum pendek membentuk sudut 120 derajat, ku berangkat menuju kampus. We o we, jalanan yang lenggang sedikit menggodaku tuk memacu adrenalin serta membuat orang lain senam jantung menuju Indonesia Sehat 2010. Yip yip.

Entah sekarang jarum sudah membentuk sudut berapa derajat. Ku tak tahu. Yang ku tahu hanyalah aku sedang menginjakkan kaki di fakultas kedokteran ugm. Yip yip. Ku berjalan dengan penuh semangat tuk menyembunyikan hatiku yang gusar menghadapi ujian blok 10 ini. Dengan senyum yang khas, ku samperin 4 orang yang kurasa sedang belajar bareng di TM. Ghea, Reza, Syekh Krisna, dan juga sesrong sedang bergumul di sana. We o we, hatiku tiba2 semakin inflammasi akut ketika gendang telingaku menangkan getaran yang dapat kuartikan sbg berikut: “UJIAN DIUNDUR SAMPAI JAM 10”. We o we..bbeeeeh,,satu jam mau ngapain aku juga masi bingung. Ntah lah mereka berempat sedang meributkan apa ku tak mengerti, ku piker mereka sedang membicarakan aspek biokim yang sangat imajinatif dari blok 10 ini. We a ha,sudahlah sepertinya pembicaraan yang dapat membuat cedera kepala akut. Ku berjalan menuju ara di mana mentari menampakkan wajahnya. Di pinggir jalan, ku bertemu dengan rekan seperjuangan yang juga sering jalan mondar mandir. Ku berjalan bersamanya hingga loby audit. Ku temukan banyak wajah yang menanti jarum jam membentuk sudut 60 derajat dengan gaya masing-masing. Ye a ha, ku melihat sesosok Ansyori dan Afkar menangkap wajah krisna. Berakhir sudah perjalanan mondar mandir kami. Ye a ha, ku samperin Ansyori dengan menanyakan kabar AS ROMA. Yi yip,singkat cerita kami berjumapa dengan prof Yulius. Lalu, kami nongkrong di pojok audit sambil ngomongin hal hal absurd yang ada di blok 10. Selain itu, ku juga mendengar kabar yang tak mengherankan yaitu 4 cowok 2006 belum berkesempatan tuk menjadi salah satu bagian dari sebuah lab di lantai 6 RP, salah satunya adalah Rakhmat Ari Wibowo. Entah lah, ku tak begitu menghiraukan desir desir suara di sekitarku karna mataku terfokus pada anugrah yang indah untuk dipandangi. Ye a ha, pemandangan di depan mataku memang menyejukkan. Aku mohon maaf kepada yang merasa menjadi pemandangan itu. n.nv

Kulihat bergerombol makhluk tiba-tiba menyerbu ke lantai atas. Selidik punya selidik, ternyata ada pengumuman bahwa ada beberapa orang yang ada masalah dengan absensi 75%. Kaget aku mendengarnya. Gmn g kaget secara pada minggu-minggu awal aku jarang kuliah. We o We, ternyata namaku ada di denah ujian a.k.a tidak bermasalah dengan absensi. Nah, sekarang yang jadi masalah adalah bagaimana aku dapat mengerjakan dengan bahagia sejahtera di bawah tiupan AC yang dingin ini. We o we, 100 menit di bawah sengatan AC yang membuat pembuluh darah di sekujur tubuhku menyempit ini membuatku sangat pening. Halah,alasanku aja untuk mengelak bahwa ujian ini membuatku pusing 14(panjang + lebar).

Ye a ha, sudahlah. Ujian usai sudah. Aku menuju loby untuk bergumul bareng SCOME. Lalu ku berjalan ke ruang BEM tuk mengikuti suatu rapat. We o we, kukira aku sudah terlambat tapi ternyata belum ada tanda klinis yang menunjukkan bahwa rapat akan segera dimulai. Berhubung kepala ini begitu berat, ku cabut deh. Ku rencanakan beli pulsa AS. Nah, kemalangan mulai di sini. Entah kenapa ku tak bisa nelpon 888. Wa a ha embohlah, ku putuskan untuk makan bersama Bakhtiar. Selesai makan, ku memutuskan pulang. Entah kenapa di selatan KG,aku ingin berhenti dan mencoba isi pulsa lagi. Hampir 5 menit ku berteduh di bawah pohon. Ntah kenapa aku tiba-tiba mencium bau aneh. Tapi, saat itu tak kuhiraukan. Pada suatu saat, jawaban akan bau itu pasti akan kutemukan. Aku berjalan menuju rumah. Tapi, di tengah jalan ku ada ide untuk mampir ke grapari. Di tempat parkir, hawa siluman sudah mulai tercium. Yip yip. 2 orang naik mio dengan awut-awutan. Masa parkir aja kudu nabrakin motor ke tembok. Wah, sudahlah cuek aja ma 2 orang itu. Masuk ke grapari, hawa makin menjadi-jadi. Namun, senyuman mbak CS sedikit menyejukkan suasana. Singkat cerita, setelah melalui perdebatan sengit, CS yang manis itu berkata dengan senyum, “Udah banyak complain yang sama karena penggunaan hape BENQ-SIEMENS. Sebaiknya, dibawa ke BENQ dulu aja..”. Yeah, terlena karena senyuman itu, aku pun manut-manut aja. Ku berjalan keluar grapari dengan tangan membawa kunci motor.

Yeah, di tengah jalan ku ada ide untuk beli pulsa M3 di sepanjang jalan tamsis. Yeah,di kiri jalan, kulihat papan pulsa. Ketika ku akan turun dari motor, hawa g enak sudah menyelimuti. Ku piker, Seluler kok kaya bengkel ya?ternyata emang benar dugaanku. Ternyata masnya Cuma minta tolong tmnnya lewat brik-brikan tuk ngisiin pulsa. Yeah, 5 menit menunggu pulsa sambil melihat orang-orang yang membuat bulu kuduk berdiri. Gmn nggak kalo yang mampir ke sana tuh orangnya mirip orang-orang punk gt. Hiiii,,serem! Setelah mendidihkan kulit ini hamper 10 menit di pinggiran tamsis yang penuh polutan, sampailah pulsa yang ku nanti. Ku ucapkan terimakasih dan ku tinggalkan senyuman yang sedikit ku paksa agar terlihat tulus kepada masnya. Yah, mari lanjutkan perjalanan.

Zing,,sampailah aku di dpn rumah muti. Ku kirim sms berisi surat pemberitahuan bahwa aku telah sampai d dpn rumahnya. Lama menunggu, hanya mendung yang ku dapat. Biuh,,sudahlah,daripada ku harus pulang bersama hujan, lebih baik ku pulang dengan tangan membawa buku yang belum ku kembalikan. Di tengah perjalanan pulang, d daerah ring road selatan, rintik hujan mulai membasuh wajahku. Tangan ini pun mulai menuntun kaca helm tuk lindungi mukaku dari santapan air hujan. Apa yang sekarang ku lihat?Bah,cokelat agak kekuningan dan sudah kering. Yap, pertanyaan yang membayangiku akhirnya terjawab oleh berjalannya sang waktu. TAI BURUNG.

Sepertinya keberuntungan yang beruntun akan terus menimpaku pada hari yang cerah di awal dan di akhiri dengan derasnya hujan. Awal yang indah tertutup oleh gelapnya mendung dan malam.






Related Posts: