gravatar

PARODI Pemenang Pemilu 2009

Belakangan ini casciscus pemilu 2009 sudah memanas. Setiap berita tak lepas dari berbagai langkah menuju pemenang pemilu 2009. Berbagai iklan-iklan berbau kampanye telah membombardir media-media cetak dan elektronik. Tapi, ada sebuah partai yang sangat sensasional. Hampir tiap langkahnya melahirkan sensasi yang luar biasa. Tak hanya sensasi, mungkin bisa disebut kontroversi. Entah merupakan bagian dari taktik untuk menjadi pemenang pemilu ataupun bukan, tapi setiap langkah yang ditempuh PKS ini benar-benar membuatnya menjadi semakin terkenal bak artis tanpa menggandeng banyak artis. Taktik yang cerdas. Partai ini bisa menangkap gejala sosial di Indonesia yang penuh dengan sensasi dan kontroversi. Makin banyak sensasi, makin banyak dikenal. Tak kenal maka tak sayang, terkenal belum tentu disayang.

Di awal tahun 2008, Partai kaya sensasi ini berhasil membuat kehebohan di dunia maya dengan menjadi pemenang pemilu 2009 versi google. Entah ini memang bagian dari rencana dan strategi dari Para Kader Setia-nya, kontroversi di awal 2008 ini lumayan menyedot perhatian publik. Sudah ratusan halaman terpublikasi hanya untuk meramaikan sensasi yang dibangun PKS ini.

Sensasi PKS ini tak berhenti di dunia maya. Partai yang sering menjadi bahasan para kaskus sejati ini kembali menciptakan sensasi di dunia periklanan. PKS menebar sensasi melalui momentum hari sumpah pemuda. Melalui momen sumpah pemuda ini, PKS menayangkan iklan yang menampilkan tokoh-tokoh nasional, termasuk tokoh NU dan Muhammadiyah. Di satu sisi, iklan tersebut dapat mengingatkan kita kepada jasa para tokoh nasional tersebut. Di sisi yang lain, iklan tersebut juga dapat diartikan sebagai upaya PKS untuk menarik simpati dari masyarakat yang simpatis terhadap para tokoh tersebut. Meskipun ketua umum PKS membantah bahwa iklan tersebut sebagai iklan kampanye, namun tetap tidak bisa dipungkiri jika iklan tersebut membawa dampak dalam upaya kampanye PKS. Iklan PKS yang kontroversial ini pun mengundang banyak kecaman. GPNU dan organisasi otonom Muhammadiyah mempersoalkan pemuatan KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan dalam iklan politik tersebut. Tak ketinggalan, para kaskus sejati pun banyak yang menghujat iklan bernuansa politik oportunistik ini. Di lain pihak, salah seorang sejarawan, Asvi Warman Adam mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam iklan politik PKS itu karena kedua tokoh yang muncul adalah pahlawan nasional. Kontroversi iklan politik yang memanfaatkan momentum sumpah pemuda ini pun berakhir dengan dicabutnya iklan tersebut.

Belum habis sensasi iklan sumpah pemuda, partai kaya sensasi ini pun kembali menebar sensasinya. PKS kembali berkreasi dalam memperingati hari pahlawan. Kali ini tak hanya Soekarno, Moh Hatta, Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Moh Natsir,KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan, iklan ini juga menampilkan Soeharto. Penayangan Soeharto ini menambah deretan kontroversi dan sensasi. Di satu sisi, PKS menunjukkan kepeduliannya kepada semangat kepahlawanan. Namun, iklan ini juga menmperlihatkan sikap oportunis dan plin plan dari PKS. salah seorang anggota FPKS,Agus Purnomo mengakui bahwa iklan yang menampilkan Soeharto ini memang bertujuan untuk menarik perhatian dengan cara membuat keributan. "Ini by design. Bagaimana membuat menarik, ya kita buat ribut-ribut," ujarnya. Agus pun mengutip suatu pepatah Arab yang menggambarkan iklan partainya tersebut. "Kencingi zam-zam maka kau akan populer," kata anggota Komisi II ini sambil tersenyum. Sangat terlihat iklan ini bertujuan untuk mencari popularitas dengan segala cara. Sikap plin plan PKS juga semakin terlihat. Sebelumnya, PKS pernah mendesak pemerintah bersungguh-sungguh memenuhi tuntutan 6 Agenda Reformasi yang salah satunya adalah mengadili mantan Presiden Soeharto. PKS juga pernah mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus Soeharto. Salah seorang Anggota Komisi XI DPR, Rama Pratama juga mengatakan bahwa rencana pengampunan dan penghentian penyidikan atas kasus mantan Presiden Soeharto jelas mencederai rasa keadilan masyarakat dan melanggar prinsip equality in front of the law (kesetaraan dalam hukum). Rama Pratama yang merupakan anggota PKS ini juga mengatakan bahwa penghentian hukum Soeharto sama dengan pengkhianatan. Kini, menjelang pemilu 2009 ini pun sikap PKS berubah. PKS menjadikan Soeharto sebagai guru bangsa dan pahlawan. Bahkan, PKS juga menantang debat dengan FORKOT tentang iklan ini. Padahal FORKOT dan aktivis PKS dahulu bersama-sama menyerukan reformasi melengserkan Presiden Soeharto. Peneliti Sejarah pun menganggap politisasi pahlawan ini sangat memprihatinkan. Kini, PKS mengakui iklannya tentang Hari Pahlawan yang menampilkan Soeharto sebagai pahlawan merupakan sebuah kesalahan karena tidak sesuai dengan konsep awal. Namun PKS tidak akan meralat iklan tersebut.

Ternyata sikap para politikus memang sangat rumit dan berbelit-belit hingga membuat kita sembelit. :D Semoga saja akan ada partai yang tidak membuat kita sembelit. Parodi, partai semua prodi, partai yang baru berumur 2 tahun ini, akan segera kembali berkiprah. Tapi belum berkiprah untuk bersaing menjadi pemenang pemilu 2009. Tahun ini parodi akan berjuang menjadi pemenang pemilihan raya mahasiswa FK UGM 2008. Semoga saja perjuangan parodi ini bisa menjadi inspirasi bagi para pejuang yang ingin menjadi pemenang pemilu 2009. Kata iklan sabun cuci,"Nggak kotor, nggak belajar". Bagi parodi, belajar berpolitik masih bisa dengan cara yang bersih, nggak perlu berkotor-kotor ria. Mari dukung parodi menjadi pemenang pemilu.

Referensi:
http://www.detiknews.com/read/2008/11/12/162049/1035844/10/bujet-iklan-pks-rp-2-miliar-di-bawah-gerindra
http://www.detiknews.com/read/2008/10/31/091005/1028892/10/jika-salah-baru-minta-maaf
http://www.detiknews.com/read/2008/10/31/093544/1028915/10/pks-tidak-usah-ditarik-sebentar-lagi-juga-habis-masa-tayangnya
http://www.detiknews.com/read/2008/10/31/100814/1028956/10/sejarahwan-iklan-pks-tak-salah
http://www.detiknews.com/read/2008/10/31/111553/1029004/10/iklan-pks-resmi-dicabut






Related Posts: